Friday, June 09, 2006

Plaisir d’Amour, Museum Topkapi dan Ninizku Yang Lagi Berjalan Sendiri

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner@yahoo.com




Melina Mercouri adalah aktris Yunani. Ia mengasingkan diri ketika Yunani dicengkeram oleh pemerintahan junta militer, dan kembali ke negerinya setelah pemerintahan sipil berdaulat di Yunani. Ia bahkan menjabat sebagai menteri kebudayaan , 1981-1989.

Aku mengenalnya sebagai penyanyi dengan lagu lembut dan indah. Kalau tak salah judulnya, Plaisir d’Amour. The Pleasure of Love. Ketika Niniz, perempuan London yang membuatku jatuh cinta akhir-akhir ini bercerita baru saja mengunjungi Turki, nama Melina Mercouri itu tiba-tiba muncul di ingatanku kembali.

Tambahan info : hari saat Ninizku akan berangkat berwisata ke Turki, saat ia berpamitan di hari Sabtu Pagi, 27 Mei 2006, di tengah obrolan telepon itulah terjadi gempa bumi besar di Wonogiri. Gempa yang sama yang meluluhlantakkan Bantul, Yogyakarta, Klaten, dan kota-kota sekitarnya. Adakah sesuatu firasat di balik gempa ini, terkait antara diriku dengan Ninizku ? Aku tidak tahu.

Lalu, ada apa dengan Turki dan kaitannya dengan Melina Mercouri ? Aku pernah menonton film di televisi, aku lupa tahun berapa, judulnya Topkapi. Memang menyangkut nama gedung bersejarah, yaitu museum indah, dengan nama yang sama di Istanbul, Turki. Bagi orang Turki, nama lengkapnya adalah Topkapi Sarayi. Cannongate Palace. Istana Topkapi. Dibangun mulai tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II dan selesai tahun 1465.

Bruce Geller, yaitu kreator film seri Mission : Impossible (1966) yang kini dilayarlebarkan oleh Tom Cruise, menyebutkan bahwa film Topkapi yang ia jadikan sebagai ilham. Film itu memang sebuah crime thriller, menceritakan kisah upaya maling canggih yang berusaha mencuri keris bertatahkan berlian dari museum Topkapi itu.

Salah satu bintang dari Topkapi ini, adalah aktris Melina Mercouri tadi. Bintang lainnya adalah aktor Inggris, pemenang Oscar, Peter Ustinov. Nama komplitnya, Sir Peter Alexander Ustinov. Lahirnya, 16 April 1921. Meninggal, 28 Maret 2004.

Sampai di tulisan ini, saya mengharapkan Ninizku akan tersenyum membacanya. Lihatlah, Niz, tanggal kelahiran Peter Ustinov itu adalah sama dengan tanggal kelahiranmu. Hari ulang tahunnya Niniz. Sama pula dengan hari lahirnya petenis Spanyol, Conchita Martinez (1972), petenis asal Belarusia, Natasha Zvereva (1971), pebasket legendaris Los Angeles Lakers, Kareem Abdul-Jabbar (1947), penyanyi Bobby Vinton (1935) yang memiliki lagu top Roses are Red (“bunga kecintaan dari Niniz”) dan Blue on Blue, Robert Stigwood (1934), produser film Saturday Night Fever (ada lagu indah yang kiranya pantas untuk aku persembahkan untuk Niniz, How Deep Is Your Love) dan film sekuelnya, Grease, yang sama-sama dibintangi oleh John Travolta.

Tanggal 16 April apa selalu terkait dengan mawar ? Aku tidak tahu. Tetapi penyanyi Vince Hill yang lahir tahun 1932 pada tanggal yang sama memiliki lagu hits berjudul Roses of Picardy dan La Vie en Rose (Life and Rose).

Sementara Roy Hamilton, penyanyi kelahiran tahun 1929, terkenal karena membawakan lagu karya duet Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II, yang kini menjadi lagu kebanggaan tim sepakbola Liverpool, You'll Never Walk Alone.

Ninizku tercinta tinggalnya di London, bukan di Liverpool. Mungkin saja, karena faktor itulah, Niniz belum menyimaki atau mengakrabi pesan-pesan dalam lirik indah dari lagu You’ll Never Walk Alone itu.

When you walk through a storm
hold your head up high
And don’t be afraid of the dark
At the end of the storm is a golden sky
And the sweet silver song of lark

Lirik yang inspiratif bila kita sedang diterjang persoalan berat dalam kehidupan. Karena kita tidak sedang berjalan sendirian. Tetapi, baiklah, kiranya kini Ninizku ini ingin sedang menyendiri. Ingin berjalan sendiri. Sokurlah apabila bisa ia lakukan setiap pagi. Saya bisikkan kata Raymond Inman : If you are seeking creative ideas, go out walking. Angel whisper to a man when he goes for a walk. Temukan gagasan kreatif itu, baby, guna mencerna dan mengurai persoalan-persoalan yang membelitmu kini. Kau mampu. Kau bisa.

Aku kini menanti Ninizku untuk bisa menyanyi, tersenyum, dan tertawa lagi. Paling tidak, semoga Ninizku ini mau mengakui makna ucapan aktor besar Inggris yang sama tanggal kelahirannya dengan dirinya, Peter Ustinov, yang bilang : “Laughter…the most civilized music in the world.”

Musik tentang cinta, mawar, doa di Masjid Biru sampai rencana indah pernikahan kita, untuk sementara tidak terdengar dari Ninizku ini. Aku merasa seperti kehilangan dunia. Semoga, seperti halnya cerita hilangnya keris bertatahkan berlian dari Museum Topkapi yang akhirnya bisa ditemukan kembali, dengan memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahanku padanya, aku ingin agar Ninizku ini juga bisa kembali.

I miss you. I love you.


Wonogiri, 10 Juni 2006


cty

No comments:

Post a Comment